Uri-Uri Budaya Leluhur, Kasdim Hadiri Pagelaran Kuda Lumping

Banyumas –  Kuda Lumping yang juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa. Keunikan dari kesenian tari ini yaitu adanya unsur mistis. Biasanya para penari mengalami kesurupan, kemudian melakukan atraksi kekebalan dan kekuatan tubuhnya.

 


Guna melestarian budaya tradisional, Babinsa Arcawinangun Sertu Benowi beserta Bhabinkamtibmas Aipda Timbul P., melaksanakan pengamanan pagelaran pentas seni kuda kepang yang dihadiri oleh Kasdim 0701/Banyumas Mayor Inf A. Rofik Alvian yang dilaksanakan dilapangan Bola Arcawinangun Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas. Minggu sore 26/11/2023.

 

Pada kesempatan itu Kasdim 0701/Banyumas mengutarakan bahwa budaya leluhur seni kuda lumping ini harus tetap dilestarikan, kami TNI-Polri akan tetap mengawal pagelaran ini dalam rangka memberikan rasa nyaman kepada penonton maupun pemainnya.

 


Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magic, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut.

 

Gerak Tari Kuda Lumping menggunakan volume gerak yang kuat tempo gerak yang cepat, dan penggunakan aksen gerak pada gerak kaki sehingga memberikan kesan yang kuat, dan energik. Gerak Tari Kuda Lumping cenderung menghasilkan gerak yang halus, lembut terkadang gerakannya energik, lincah dan juga kuat.

 

Tari kuda lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Kuda adalah simbol kekuatan secara fisik. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan. Pungkasnya. (AuL).

إرسال تعليق

أحدث أقدم