Ramai Perang Baliho, Kades Di Pekalongan Dengan Santuy Pasang Gambar Soeharto Berukuran Besar

baliho bergambar mantan penguasa orde baru di pertigaan jalan desa

Kabupaten Pekalongan - Perang baliho berukuran besar yang tengah marak di Indonesia memang banyak mendapat tanggapan miring dari berbagai pihak, namun tidak dengan aksi kocak seorang kepala desa di Pekalongan, Jawa Tengah, yang dengan santainya memasang baliho bergambar mantan Presiden Soeharto dengan ukuran yang tak kalah besar di pertigaan jalan desa.

Selain bergambar mantan Presiden RI ke-2, di baliho juga tercetak ucapan 'Dirgahayu Republik Indonesia ke-76' kemudian di bawahnya juga disematkan kalimat 'Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh' dengan latar belakang lambang garuda pancasila transparan. 

Alhasil dengan adanya baliho berukuran 4X6 meter yang diketahui terpasang di pertigaan jalan Desa Wuled, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan tersebut menjadikan suasana peringatan 17 Agustus kali ini seperti berada di era orde baru di mana gambar Presiden Suharto banyak dijadikan latar belakang ucapan HUT RI.

Menurut warga setempat, pemasangan baliho bergambar mantan penguasa orde baru di pertigaan jalan desa dilakukan sejak 10 Agustus lalu dan belum diketahui apa alasanya.

"Kalau tidak salah dipasang sejak Selasa pekan lalu tepatnya 10 Agustus, yang memasang kepala desa," ucap Ma'ruf yang tinggal di dekat lokasi baliho berdiri, Rabu (18/8/2021).

Kepala Desa Wuled, Wasduki Jazuli membenarkan kalau dirinyalah yang memerintahkan pemasangan baliho yang sengaja dipasang mencolok untuk menarik perhatian siapapun yang melintas.

Dikatakanya, tidak ada yang salah dalam pemasangan baliho karena faktanya memang Soeharto adalah mantan Presiden RI yang kedua dan tidak ada kaitan apapun dengan dinamika politik saat ini maupun perang baliho besar-besaran dari sejumlah partai.

"Saya hanya ingin mengingatkan kembali kepada para generasi muda bahwa Indonesia pernah memiliki pemimpin besar yang mampu mensejahterakan rakyatnya dengan keberhasilan berswa sembada beras atau padi," terangnya.

Sebagai bapak bangsa, lanjutnya, mantan Presiden Soeharto juga layak dikagumi seperti halnya tokoh lain seperti Sukarno, Gusdur, Megawati maupun presiden Indonesia yang lainya.

"Terus terang saya mengidolakan beliau, apa salah kalau saya ekspresikan rasa kagum dengan memasang gambarnya di baliho karena saya juga menghargai orang lain yang memasang gambar idolanya di jalan-jalan," katanya.

Selain rasa kagum, pemasangan baliho bergambar mantan Presiden Soeharto juga ditujukan dalam rangka memperingati HUT RI ke-76 dan rencananya setelah momen Agustus selesai akan dicopot.

"Nanti setelah Agustusan akan saya copot karena dipasang memang untuk merayakan 17 Agustus, ketika selesai ya diturunkan," ujarnya.

إرسال تعليق

أحدث أقدم