Diungkapkan Kades Kedungmalang, Mulyono, bahwa hampir sebagian besar warganya merupakan mantan buruh migran di berbagai negara seperti Arab Saudi, Taiwan, Hongkong, Jepang, Singapura, Malaysia dan sejumlah negara timur tengah lainya.
"Ada 300 warga lebih yang pernah jadi buruh migran," katanya, Selasa (14/12/2021).
Ia pun menjelaskan, jumlah warga Desa Kedungmalang sebanyak 700 kepala keluarga dan 300 lebih di antaranya pernah menjadi buruh migran.
"Yang masih aktif bekerja di luar ada 25 orang," jelasnya.
Ia menuturkan kebiasaan merantau ke luar negeri dimulai sejak tahun 90 an dan saat ini masih berlangsung namun karena pandemi jumlahnya menurun.
Mulyono menambahkan berbagai pekerjaan seperti asisten rumah tangga, buruh industri maupun sektor pekerjaan lainya banyak dijalani warganya.
"Khusus anak muda tujuanya lebih banyak di Jepang. Jadi tidak heran kalau kemampuan berbahasa asing banyak di miliki oleh warga di sini," tuturnya.
Faktor ekonomi menjadi alasan utama warga Kedungmalang merantau dan pihaknya hanya bisa membantu administrasi yang dibutuhkan.
Mulyono menyebut, hampir dua tahun pandemi berlangsung, minat warga kembali merantau ke negeri orang semakin menurun apalagi sekarang lebih banyak peluang usaha bisa dilakukan dari rumah seperti jualan online.
"Dengan banyaknya potensi terutama kemampuan berbahasa asing maka hari ini ada launching 'Toko Bahasa' yang merupakan kelompok usaha bersama untuk meningkatkan ekonomi keluarga," imbuhnya.
"Ada 300 warga lebih yang pernah jadi buruh migran," katanya, Selasa (14/12/2021).
Ia pun menjelaskan, jumlah warga Desa Kedungmalang sebanyak 700 kepala keluarga dan 300 lebih di antaranya pernah menjadi buruh migran.
"Yang masih aktif bekerja di luar ada 25 orang," jelasnya.
Ia menuturkan kebiasaan merantau ke luar negeri dimulai sejak tahun 90 an dan saat ini masih berlangsung namun karena pandemi jumlahnya menurun.
Mulyono menambahkan berbagai pekerjaan seperti asisten rumah tangga, buruh industri maupun sektor pekerjaan lainya banyak dijalani warganya.
"Khusus anak muda tujuanya lebih banyak di Jepang. Jadi tidak heran kalau kemampuan berbahasa asing banyak di miliki oleh warga di sini," tuturnya.
Faktor ekonomi menjadi alasan utama warga Kedungmalang merantau dan pihaknya hanya bisa membantu administrasi yang dibutuhkan.
Mulyono menyebut, hampir dua tahun pandemi berlangsung, minat warga kembali merantau ke negeri orang semakin menurun apalagi sekarang lebih banyak peluang usaha bisa dilakukan dari rumah seperti jualan online.
"Dengan banyaknya potensi terutama kemampuan berbahasa asing maka hari ini ada launching 'Toko Bahasa' yang merupakan kelompok usaha bersama untuk meningkatkan ekonomi keluarga," imbuhnya.
Tags:
batang