pantai Sigandu |
Pekalongan News, Batang - Menjamurnya warung hingga kafe di sepanjang pantai Sigandu, Batang, membuat masyarakat kian sulit menikmati suasana laut dengan mudah dan gratis.
Seakan meneguhkan bahwa kawasan tersebut ada yang mengelola, masing-masing pemilik tempat memasang batas keliling antara warung maupun kafe yang satu dengan lainya hingga muncul anggapan pantai Sigandu bukan lagi wilayah publik atau umum yang bebas dinikmati siapapun.
Meluruskan anggapan tersebut, Jauhara Sulaiman, pemilik kafe Disini Kopi menuturkan, pantai Sigandu masih bisa dinikmati warga lokal maupun pengunjung luar daerah secara gratis.
"Silahkan saja kalau mau menikmati pantai atau sekedar foto-foto, kami bebaskan aksesnya," katanya, Rabu (8/9/2021).
Jauhara mengatakan, anggapan pengunjung yang ingin menikmati suasana pantai harus beli makanan atau minuman di kafe itu tidak sepenuhnya benar.
Ia menjelaskan bahwa warga lokal biasanya tidak ada masalah, namun bagi warga luar kota terkadang masih berpikir masuk ke pantai melalui warung atau kafe ada keharusan membeli makanan atau minuman di tempat.
"Padahal tidak seperti itu, kami ini menjual makanan dan minuman bukan jual pantai. Jadi yang memang mau ke pantai saja silahkan, mau menikmati keduanya apalagi," jelasnya.
Jauhara menyebut, setidaknya lebih dari 50 warung hingga kafe berdiri berjejer sepanjang 3 kilometer di bibir pantai.
Untuk lebih menjaring pengunjung, pihaknya berharap kepada pemerintah untuk memasang penerangan jalan karena selain gelap, banyak warung atau kafe buka hingga malam.
"Kami berharap pemerintah memberi penerangan jalan untuk mengurangi kecelakaan dan tindak kejahatan," pintanya.