Sebuah rumah yang dijadikan tempat produksi kerupuk ludes terbakar dilalap sijago merah |
Nyala api yang diduga berasal dari tungku pembakaran juga menyambar dua rumah lainya hingga hangus terbakar dan tidak sempat terselamatkan lantaran lokasi kebakaran berada di tengah pemukiman padat penduduk sehingga tidak bisa dijangkau oleh armada damkar.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun musibah kebakaran juga meluluhlantakan seisi rumah hingga menyebabkan perabot, barang berharga termasuk surat maupun dokumen berharga menjadi abu. Bahkan uang tabungan yang tersimpan pun ikut ludes terbakar.
Eko (38) pemilik rumah yang menjadi korban kebakaran menuturkan, saat kejadian dirinya hendak masuk ke dalam rumah dan sempat mendengar suara kayu yang terbakar.
Karena api sudah terlanjur membesar akhirnya tidak sempat mengungsikan barang-barang berharga seperti pakaian, perabotan, peralatan elektronik seperti televisi dan kulkas, bahkan surat berharga serta uang tabungan yang tersimpan ikut ludes terbakar.
"Saya memilih menyelamatkan ibu yang saat itu sedang kerja lembur menjahit di ruang belakang," tuturnya.
Eko mengaku hanya bisa pasrah lantaran semua barang yang ada di dalam rumah tidak tersisa. Ia juga mengaku belum tahu apa yang akan dilakukan kemudian.
"Saya hanya bisa pasrah kepada Allah dan tidak tahu mau apa selanjutnya," ratapnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Pekalongan, Saminta menyampaikan, proses pemadaman sempat terhambat lantaran tim damkar mengalami kesulitan menjangkau lokasi kebakaran karena berada di tengah pemukiman.
"Dua armada damkar kesulitan masuk lokasi, sebagian tim bersama warga bergotong-royong memadamkan api dengan alat sederhana sambil menunggu tambahan sambungan selang untuk menyuplai air," jelasnya.
Setelah tiga jam berjuang, api baru bisa dipadamkan dan tim damkar dengan tambahan alat langsung melakukan pendinginan.
Dengan adanya musibah kebakaran tersebut, pihaknya mengimbau kepada seluruh warga maupun pemilik usaha sejenis untuk bisa lebih berhati-hati usai menggunakan tungku api maupun kompor karena kejadian serupa sudah kerap terjadi.
"Saya imbau agar selalu berhati-hati dan mengecek kembali tungku maupun kompor ketika hendak ditinggalkan," ujarnya.