Pekalongan News, Batang -Bagi orang yang berilmu dan mau berpikir dari sebuah kejadian atau peristiwa pastilah akan dengan mudah menemukan sebuah iktibar dan akhirnya diterapkan dalam kehidupanya. Seperti itulah yang terjadi dari sebuah kisah kekuatan adab yang mampu merubah cara pandang sesorang dari semula keras menjadi lunak bahkan lembut.
Cerita ini bermula saat 42 santri asal Afganistan hendak mondok di Ponpes Moderen Tazakka, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Pertama kali menjejakan kaki di Indonesia hal yang pertama kali dilakukan para calon santri adalah mendirikan sholat wajib dengan berjamaah di Masjid pondok.
Saat hendak memulai sholat sempat terjadi sedikit ketegangan lantaran calon santri dari Afganistan enggan makmum dengan tuan rumah. Hal tersebut rupanya membuat canggung keadaan. Usut punya usut ternyata perbedaan mazhab yang dianut menjadi masalahnya. Diketahui mazhab yang dianut oleh santri dari Afganistan adalah Mazhab Imam Hanafi, sedangkan kebanyakan pesantren di Indonesia mengikuti Mazhab Imam Syafi'i.
Untuk membuat suasana kembali cair Pimpinan Ponpes Moderen Tazakka, KH Anang Rikza Masyhadi dengan adab yang baik sebagai tuan rumah, mempersilahkan calon santri Afganistan untuk berada di shaf terdepan diikuti oleh santri setempat di shaf belakang.
"Silahkan anda untuk menjadi imam sholat dan kami makmum," ucap KH Anang Rikza Masyhadi di hadapan calon santri dari Afganistan.
Usai sholat berjamaah dan sebelum menjamu tamunya, KH Anang Rikza Masyhadi berdialog dengan para calon santri dari Afganistan untuk meyakinkan bahwa sebagai tuan rumah ingin memberikan penghormatan berupa kesempatan kepada santri tamu untuk memimpin sholat berjamaah selama sebulan ke depan.
"Jadi silahkan menjadi imam sholat bagi kami selama satu bulan. Tadi bisa dilihat apakah anda menyaksikan ada santri kami yang mengulang sholatnya," kata KH Anang Rikza Masyhadi kepada tamunya.
Sejak saat itu selama satu bulan penuh santri tamu dari Afganistan memimpin sholat berjamaah di masjid pondok. Namun rupanya selama sebulan berinteraksi terjadi keajaiban, entah karena memang perilaku yang ditunjukan santri setempat yang selalu menempatkan adab di atas ilmu saat bergaul dengan santri tamu ataukah memang Allah yang berkehendak membukakan hati seseorang, yang jelas terjadi perubahan sikap cukup drastis dari para santri tamu.
"Semula mereka ini adatnya keras terutama bab masalah ibadah, mungkin memang kondisi lingkungan Afganistan yang memang menempa mereka menjadi seperti itu Wallahu A'lam Bishawaf, namun alhamdulillah mereka menjadi sangat santun dan lembut seperti santri kita," terang KH Anang kepada penulis, saat bersilaturahmi, Sabtu (28/8/2021).