Kota Pekalongan - Sebuah lapangan sepak bola berstandar FIFA atau Federasi Sepak Bola Internasional di Desa Purwodadi, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, menjadi pusat perhatian masyarakat, pasalnya selain memiliki penampakan fisik yang sama persis dengan lapangan yang ada di stadion negara-negara Eropa maupun negara maju lainya, juga dalam proses pembangunanya memperhatikan detail serta memenuhi kriteria sebuah lapangan berkualitas internasional.
Menurut tokoh pemuda setempat, Rislani (40), ide awal mewujudkan mimpi memiliki lapangan sepak bola yang representatif untuk digunakan berlatih maupun menggelar kompetisi antar kampung bermula dari rasa prihatin dengan kondisi fasilitas olah raga milik desa yang sangat tidak layak serta kerap terendam air saat banjir.
"Sebelumnya sangat memprihatinkan kondisi lapangan sepak bola yang ada, akhirnya kami berdiskusi bagaimana caranya mengubah menjadi lebih bagus. Pemuda di sini terinspirasi dengan lapangan sepak bola desa yang ada di provinsi tetangga," ungkapnya, Senin (19/7/2021).
Dia melanjutkan, setelah berkali-kali menggali ide, akhirnya ketemu konsep matang yang langsung disampaikan ke rapat desa sebagai aspirasi para pemuda.
Meski berkali-kali mentok, lanjut Rislani, akhirnya pemuda berhasil meyakinkan pihak desa, kecamatan dan pemerintah daerah bahwa keinginan memiliki lapangan sepak bola yang bagus bisa terwujud dengan menggandeng konsultan sekaligus perusahaan kontruksi yang mengkhususkan diri di bidang pembangunan stadion.
"Kami sempat studi banding dan lima kali melobi pihak kontraktor untuk bisa tertarik berinventasi di Desa Purwodadi. Berkat kegigihan kami akhirnya pihak perusahaan bersedia merealisasikan mimpi para pemuda, membangun lapangan sepak bola berstandar FIFA dengan sistem bangun guna serah," terangnya.
Rislani menjelaskan, sistem bangun guna serah memberikan kesempatan pihak perusahaan untuk membangun seluruh fasilitas yang diperlukan kemudian mengelolanya selama 12 tahun untuk mengembalikan investasi, setelah itu baru diserahkan sepenuhnya kepada pihak desa atau pemuda.
"Meski 12 tahun mengelola, pihak perusahaan tetap memberikan kontribusi ke kas desa. Tidak hanya itu, pihak desa tetap diberikan kesempatan untuk menambah pendapatan melalui pengelolaan lahan parkir, kantin, kios yang disewakan maupun mengkomersilkan lapangan sepak bola kedua yang akan dibangun menyusul," jelasnya.
Seketaris Desa (Sekdes) Purwodadi, Irkam Alwi Arsyad membenarkan bahwa ide menjadikan lapangan desa berstandar FIFA berasal dari pemuda. Pihak desa membantu mewujudkan dengan menyediakan lahan seluas 30 ribu meter persegi yang terdiri lapangan desa dan lahan kas desa.
"Investasinya mencapai Rp 5,5 miliar yang murni berasal dari pihak kontraktor. Kami mengawal prosesnya agar tidak melanggar aturan, yakni dengan sistem bangun guna serah," ucapnya.
Dia menuturkan, nantinya di lahan seluas 30 ribu meter persegi atau tiga hektar akan dibangun tambahan lapangan sepak bola berikut fasilitas pendukungnya seperti, kantin, mushola, ruang ganti, parkir dan kios.
"Lapangan utama yang telah jadi akan dikelola oleh perusahaan yakni PT Harapan Jaya Lesrarindo selama 12 tahun dan lapangan satu lagi yang belum dibangun akan dikelola oleh pihak desa termasuk pemanfaatan fasilitas yang ada," ujarnya.
Sementara itu perwakilan PT Harapan Jaya Lestarindo, Nugroho Yuniawan mengatakan, pembangunan lapangan Desa Purwodadi memang mengacu pada standar FIFA seperti penggunaan rumput dari jenis Zoysia SP, kemudian dilengkapi dengan sistem drainase moderen dan pemakaian mesin perawat rumput otomatis.
"Dalam proses penanaman rumput pun kami mengikuti aturan yang ada seperti penanaman padi. Jadi rumput ditanam satu persatu seperti padi," bebernya.
Dia menambahkan, untuk penanaman rumput yang digunakan memerlukan tahapan hingga enam bulan sebelum bisa difungsikan atau digunakan untuk uji coba lapangan.
"Tahapanya sebelum ditanam rumput, di bawah lapangan dibangun dulu kerangka, menyusul kemudian sistem drainase, irigasi dan sistem penyiraman rumput otomatis. Baru setelah itu menyusun beberapa lapisan lapangan sebelum ditutup rumput," paparnya.
Tags:
kota pekalongan