Cerita Keluarga Semi Hidup Selama Puluhan Tahun Di Hutan

Demi menghindari penyakit yang diyakini sebagai kutukan, satu keluarga di Desa Tuareh, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, memilih menyingkir ke tengah hutan
Kabupaten Pekalongan
Demi menghindari penyakit yang diyakini sebagai kutukan, satu keluarga di Desa Tuareh, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, memilih menyingkir ke tengah hutan dan membangun tempat hunian untuk memulai hidup baru terpisah dari warga lainnya.

Cerita satu keluarga yang bertahan tinggal di hutan selama puluhan tahun diungkapkan Semi (75) satu di antara dua orang saksi hidup di Dusun Alas, sebutan warga setempat bagi pemukiman kecil di tengah hutan.

"Bapak dulu pindah kemari (hutan) tahun 60 an karena meyakini akan terhindar dari penyakit misterius yang merenggut nyawa tujuh kakak saya," ungkap Semi, Rabu (10/7/19).

Diceritakan Semi, penyakit yang merenggut nyawa tujuh saudaranya tidak jelas atau tidak diketahui dengan pasti, sehingga demi keselamatan keluarga yang tersisa memilih pergi dari desa serta memulai kehidupan baru di tengah hutan.

"Bapak memberi nama saya Semi dan satu kakak yang masih hidup dengan nama Tukul. Harapanya agar kelak mampu bersemi dan terus tukul (tumbuh) serta berumur panjang," ujarnya.

Jedot (59) mantan pegawai Puskesmas Paninggaran yang pernah bertugas sebagai juru malaria mengatakan, bahwa di tahun 80 an dirinya kerap mengunjugi desa- desa terpencil untuk memberikan sosialisasi maupun membasmi wabah penyakit mematikan tersebut, termasuk di Desa Tuareh.

"Dari keterangan warga setempat terdapat satu keluarga menetap di tengah hutan, saat saya datangi sudah ada tiga rumah yang ditinggali oleh 17 jiwa, sekarang bertambah menjadi delapan rumah dengan penghuni 32 jiwa," terang, Jedot (59).

Menurut Jedot, penyakit misterius yang dianggap kutukan tersebut kuat kemungkinan kusta atau malaria, sebab kehidupan warga desa pada saat itu jauh dari sanitasi dan kurang menjaga kebersihan sehingga banyak sarang nyamuk.

Adapun penyakit kusta, kata Jedot, oleh orang tua pada jaman dulu dipercayai sebagai penyakit kutukan dan memang menurut informasinya satu di antara yang pertama kali pindah ke hutan memang menderita penyakit kusta.

"Dusun Alas ini tergolong sangat tertinggal di Kabupaten Pekalongan, karena listrik baru masuk dua tahun terakhir sementara infrastruktur seperti jalan tidak ada hanya setapak untuk menuju lokasi,"Jelasnya.

Untuk menuju lokasi Dusun Alas jarak yang harus ditempuh 1,6 kilometer dari desa terdekat dengan medan berbatu dan dari Desa Tuareh menuju pusat kecamatan sejauh 12 kilometer.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama