PEKALONGAN - Kelak jika proses rehab jembatan Si Pare yang terletak di perbatasan Desa Rogoselo dan Desa Pedawang sudah rampung, warga dua desa dari dua kecamatan berbeda itu tidak lagi akan menemui bantalan jembatan yang terbuat dari kayu itu dalam kondisi lapuk sehingga membahayakan bagi orang yang melewatinya.
Pasalnya, melalui kegiatan TMMD reguler ke-98, alas atau bantalan jembatan itu akan diganti dengan baja kanal C berukuran 5 x 10 Cm dan dengan ketebalan 0,5 Cm. Membutuhkan biaya besar dan perlu tenaga khusus, misalnya ahli las besi danlan-lain. ''Semua ini supaya tidak separoh-separoh saat TNI merehab jembatan, melainkan harus totalitas. Disamping akan terlihat cantik, jembatan juga akan menjadi kokog,'' ungkap Danki Satgas TMMD Reguler ke-98 Kodim Pekalongan, Kapten Inf. Wakhidun.
Wardi (38), salah seorang warga Rogoselo, Kecamatan Doro, mengemukakan, bahwa jembatan Si pari memang merupakan peninggalan belanda. Puluhan tahun yang lalu memang sempat direhab TNI melalui kegiatan Abri Masuk Desa (AMD), setelah itu hampir tidak pernah mendapat perawatan
Tags:
HanKam